Rabu, 25 Maret 2020

TIPS dan Trik NGINCENG - Teknik panahan JEMPARINGAN (AK)

Tips Jemparingan : NGINCENG

Nginceng, artinya mengintip (mengincar sasaran / bandhul)

Dalam permainan jemparingan / panahan tradisional, si Pemanah nginceng sasaran berupa wong-wongan (bandhul) melalui lekukan di tengah cengkolak / riser busur gendewa.
9
Lekukan untuk nginceng bandhul ini dalam jemparingan namanya : KALENAN (inggris : window). Lebarnya : 3cm, ada yang berbentuk kotak, ada juga yg seperempat lingkaran.
0

Video Tutorial : NGINCENG
9
9

# BAGAIMANA nginceng dalam JEMPARINGAN?

Ada beberapa teknik yg lazim dilakukan saat kita bermain jemparingan :
  1. Nginceng dg mata KANAN (mata kiri ditutup)
    Teknik ini paling umum / banyak dilakukan. Caranya sangat mudah : kita tinggal melihat bedor (mata panah) di PAS-kan ke sasaran. Jadi kalau digambarkan : ada 'garis imajiner" yaitu: mata kanan -> mata panah -> sasaran
    9
  2. Nginceng dg mata KIRI (mata kanan ditutup) - Teknik ini dilakukan oleh pemain yg kidal. Caranya sangat mudah : kita tinggal melihat bedor (mata panah) di PAS-kan ke sasaran. Jadi kalau digambarkan : ada 'garis imajiner" yaitu: mata kiri -> mata panah -> sasaran
    9
  3. Nginceng dg ke-2 mata terbuka - Anda juga bisa nginceng sasaran de kedua mata terbuka. Teknik ini biasanya dilakukan (diajarkan) untuk anak-anak. Seringkali mereka kesulitan menutup 1 mata saat nginceng.
Bila 'salah' nginceng, tidak heran klo rasanya sudah dibidik dg benar, lha koq anak-panah larinya ke samping :D







----------------------------
--> HOME <--
----------------------------

Sabtu, 21 Maret 2020

Asal-mula Jemparingan Mataram Yogyakarta (AK)

Asal mula JEMPARINGAN MATARAM Yogyakarta

Catatan pribadi Bpk. Kris panahan, praktisi jemparingan-mataraman, pelatih panahan gaya Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat, dan atlit PERPANI KOTA Yogyakarta ronde panahan-tradisional.
.
.
Maret 2015. Sore hari di sekitaran lapangan Minggiran, Mantrijeron Yogyakarta. Suasana panas menyapa kami saat kebetulan sedang jalan-jalan sore bersama putra ke-2 kami, mas Noel.

Ada pemandangan tak biasa, beberapa bapak tampak duduk di pinggir lapangan sambil merentang busur kayu - mengincar sasaran di tengah lapangan yang jaraknya lumayan jauh.

Itu perkenalan PERTAMA keluarga kami dengan dunia panahan, dan ... sampai HARI INI, hampir tiada hari kami lewati tanpa merentang busur gendewa.

Sudah 41 tahun saya tinggal di Yogyakarta. Lahir, besar, menikah, bahkan sampai dikaruniai 3 orang putra dan ... tidak pernah sekalipun mendengar tentang (olahraga) panahan di Yogyakarta.

Sumber : KratonJogja

Saya memang tahu di kraton Jogja ada bregada (kesatuan prajurit) kraton bernama NYUTRA, yang bersenjata busur panah. Tapi, saya pernah tinggal di kampung Nyutran selama 5 tahun - bahkan bapak saya sempat menjadi ketua RT di sana - dan setahu saya, tidak ada yang bisa memanah di kampung saya itu.

Singkat cerita, keesokan harinya anak-anak kami yang besar : mas Kiyo dan mas Noel mendaftar untuk mulai belajar memanah di PERPANI KOTA Yogyakarta.

Untuk anak-anak SD, yang ada adalah ronde standarbow, dan saya ... kalau pas kerjaan jahitan kami agak sepi, lebih banyak nongkrong di samping Coach sembari memperhatikan putra-putra kami berlatih dari tingkat dasar.

Tidak berapa lama saya pun turun lapangan, ikut latihan di ronde panahan-tradisional PERPANI. 
Persis seperti yang dilakukan bapak-bapak yg kami lihat dulu itu, di lapangan Minggiran.


Apakah Kerajaan Mataram punya prajurit-pemanah ?










Sekilas sejarahnya seperti ini:

Kerajaan Mataram Islam wilayahnya mencakup hampir sebagian besar pulau Jawa, Madura, dan Kalimantan.

Istilah "Mataraman" mengacu kepada 'pengaruh' budaya di luar kerajaan Mataram, di daerah barat maupun timur Jawa.

Menurut budayawan dan dosen Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, dalam penelitian mengenai Jawa Mataraman, wilayah kebudayaan Mataraman terbagi menjadi tiga, yaitu : Mataraman Kulon (meliputi Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Ponorogo), Mataraman Wétan (meliputi Blitar, Kediri, Nganjuk, Trenggalek, dan Tulungagung), dan Mataraman Pesisir (meliputi Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban).
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Mataraman

Teknik memanahnya khas, yaitu busur dipegang secara horisontal, memanah tanpa diincar dengan dilihat mata.

Sampai sekarang teknik memanah ini masih banyak ditemukan juga busur-panahnya, maupun klub-klub panahan tradisional yang masih melestarikannya, di : Cirebon, Tulung Agung, Tasik, dll, tentunya dengan istilah masing-masing (nama lokal), seperti misalnya:
- jamparing di Tasik,
- rancatan di Cirebon,
- Paseran,
- pajher di Madura
- jegulan di Jatinom, Klaten
- undlup di Wonogiri,
- dll
semua memanah dalam posisi duduk, dan memegang busur secara horisontal / gagrag (gaya) Mataraman.

Panahan era Mataram islam s/d jemparingan targetan


Dari Mataram Islam, budayanya turun ke Kraton Jogja (palihan budaya / perjanjian Jatisari: Yogyakarta meneruskan budaya Mataram Islam, Sala membuat budaya baru).

Era Hamengku Buwono ke-II, Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat pecah 2, lahir Kadipaten Pakualaman.

Panahan yg menjadi salah satu mata pelajaran di karaton ikut dibawa keluar kraton.

Sampai tahun 1953, orang Jawa masih memanah dalam posisi duduk, dan teknik memanahnya : busur dipegang secara horisontal.

Asal-mula Jemparingan


- Jemparingan saat ini banyak diminati orang, Cari tahu SEJARAHnya di Museum Sonobudoyo, Karaton Yogyakarta




Asal-mula Jemparingan

Keberadaan panah dan busur sudah dikenal oleh MASYARAKAT JAWA sejak zaman leluhur terdahulu, seperti tergambar dalam cerita – cerita pewayangan.

PANAH dalam cerita pewayangan merupakan salah-satu SENJATA dan PUSAKA yang dimiliki oleh para tokohnya. Sejumlah tokoh sangat ahli dalam MEMANAH. Sebut saja Arjuna, Karna, dan Srikandi.

Sedangkan JEMPARINGAN gaya MATARAMAN, asal mulanya diketahui berasal dari zaman MATARAM ISLAM. Hal ini dapat diketahui berdasarkan gambaran prajurit Nyutra yang bersenjatakan gendewa (busur) dan jemparing (anak-panah).



Di lingkungan Kraton Yogyakarta sendiri tradisi Jemparingan masih sangat dilestarikan. Terdapat sejumlah latihan-rutin yang biasa dilangsungkan dalam rangka memperingati suatu peristiwa, misalnya Wiyosan Dalem HB X.

Jemparingan merupakan salah-satu aktivitas para BANGSAWAN dan KSATRIA di lingkungan Kraton dalam GLADI keperwiraan dan kridha keprajuritan.

Dalam perkembangannya, seni memanah ini kini menjadi olahraga yang telah memasyarakat, dan mulai banyak diminati oleh berbagai kalangan. Tidak hanya sekedar sebagai olahraga ataupun hiburan, aktivitas Jemparingan  ini juga menjadi salah satu KEGIATAN PELESTARIAN BUDAYA.



----------------------------
--> DAFTAR ISI <--
----------------------------


Kesenian khas Yogyakarta - JEMPARINGAN (AK)

Kesenian khas Yogyakarta


jemparingan mataraman yogyakarta

(Bpk. KRIS Panahan) - Kali ini kita akan membahas JEMPARINGAN, panahan-tradisional dari Kasultanan Mataram Yogyakarta.

Seperti sebagian besar orang tahu, hampir tiap negara (terutama pada jaman dulu) pasti mengenal yg namanya panahan. Ada yg memanah dengan posisi berdiri, berkuda jongkok, dll.

Nah di Jogjakarta juga ada seni memanah tradisional, yg posisinya WAJIB memanah dengan duduk bersila. Namanya jemparingan mataraman..


Jemparingan Mataraman Piala Raja HB :

Jemparingan Modern / modifikasi, posisi busur-gendhewa diagonal
k
***
K
Jemparingan Mataraman yg CARA LAMA, warisan  Sri Sultan Hamengku Buwana I, posisi busur gendhewanya HORISONTAL, memanah TANPA dibidik / nginceng dg mata, melainkan menggunakan MATA HATI / rasa.
K
Jemparingan gaya Mataraman Karaton Yogyakarta
k
Jemparingan Mataram sekarang terbuka untuk dipelajari UMUM. Masyarakat sekarang juga boleh gladhen (latihan-bersama) di plataran Kagungan dalem Bangsal kemandungan, tiap Sabtu sore

# Berlatih Jemparingan Mataram

Panahan, atau dalam bahasa krama-hinggil disebut : JEMPARINGAN, sudah dikenal sejak jaman Mataram Hindu, Mataram Islam, dan era sekarang Mataram karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Lingkupnya masih di dalam karaton, kasunanan, maupun kadipaten (Mangkunegaran, Pakualaman)

Ada hal menarik, jemparingan mataram ini di beberapa daerah ada yg menyebutnya jegulan, undlup, dll. Hal ini wajar dan bersifal lokal saja, mengingat karaton Ngayogyakarta sendiri baru beberapa waktu ini MEMBUKA DIRI, sedangkan di luaran, masyarakat sudah sejak kakek/orang-tuanya pernah berlatih panahan / jemparingan.

Di karaton Yogyakarta, jemparingan mataram sudah diajarkan di sekolah TAMANAN, untuk putra-putri Sultan dan kalangan keluarga pejabat tinggi karaton, tahun 1757.

Bebeapa tahun kemudian dibuat sekolah Srimanganti di karaton Yogyakarta, untuk keluarga pegawai menengah dan bawah.

Di luar karaton, masyarakat yg melihat para sentana & prajurit berlatih panahan, akhirnya meniru tentunya dg istilah dan kreatifitas masing-masing. Sasarannya pun tidak selalu bandul (wong-wong.an) tapi ada yg bola digantung, jeruk bali, boneka seperti memedi-sawah, dan lain sebagainya

# Bandul jemparingan mataram


Di karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, sasaran panahan disebut wong–wong.an : ada mustaka (kepala) di cat warna merah, jangga (leher) berwarna kuning, badan warna putih, DAN di bawah bandul wong-wongan dipasang bola yg disebut : pocong (bahasa krama-hinggil untuk pantat)

# Waktu gladhen Jemparingan Mataram

Para abdi dalem karaton Ngayogyakarta hadiningrat rutin berlatih jemparingan mataram di plataran Kagungan Dalem Bangsal Kemandungan tiap hari Selasa sore.

Selain hari Selasa, gladhen (latihan bersama) khusus para abdi dalem juga dilaksanakantiap hari KAMIS Pon, untuk memperingati berdirinya karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Juga RUTIN setiap hari Sabtu Pahing, diadakan gladhen jemparingan mataram ISTIMEWA 25 rambahan, memperingati hari lahir (wiyosan dalem) Sri Sultan Hamengku Buwana ke IX

# Pakaian Jemparingan Mataram

Untuk gladhen di plataran Kemandungan, atasan : kaos olahraga, bawahan : celana training olahraga.


----------------------------
--> DAFTAR ISI <--
----------------------------



Senin, 02 Maret 2020

PANAHAN :(AK)

k
(Bpk. KRIS Panahan) GALLERY PHOTO :

Toko KRIS Panahan





Paseduluran Jemparingan LANGENASTRO

# Bregada Jemparingan LANGENASTRO :








02. Ambarrukmo




03. Plataran Kagungan Dalem Bangsal KEMANDUNGAN, karaton Yogyakarta



----------------------------
--> DAFTAR ISI <--
----------------------------

Kris-Ambar

.
(Bpk. KRIS Panahan)


----------------------------
--> DAFTAR ISI <--
----------------------------

Belajar Panahan Jemparingan Mataraman Yogyakarta (AK)

Panduan belajar panahan JEMPARINGAN mataram Yogyakarta (  Bpk. Kris Jemparingan.com )  Panduan belajar panahan JEMPARINGAN mataram Yog...