Selasa, 21 April 2020

Belajar Panahan Jemparingan Mataraman Yogyakarta (AK)

Panduan belajar panahan JEMPARINGAN mataram Yogyakarta


Bpk. Kris Jemparingan.comPanduan belajar panahan JEMPARINGAN mataram Yogyakarta. Rasanya agak 'aneh' njemparing sambil menggunakan masker karena COVID-19. Tapi tidak ada alasan untuk memanah asal-asalan, nggeh : TETAP nempel ketat - nginceng - megeng napas - cul
--
Baik, setelah kita BISA menggunakan udheng dan jarit / jarik, di TUTORIAL belajar panahan Jemparingan berikut ini, kita akan BELAJAR mengenal bagian-bagian dari alat dolanan / permainan panahan-tradisional kita.
-

# MENGENAL BAGIAN-BAGIAN dari ALAT JEMPARINGAN

Berdasar data dari museum Sonobudoyo, Karaton Yogyakarta, keberadaan panah dan busur sudah dikenal oleh MASYARAKAT JAWA sejak zaman leluhur terdahulu, seperti tergambar dalam cerita – cerita pewayangan.

PANAH dalam cerita pewayangan merupakan salah-satu SENJATA dan PUSAKA yang dimiliki oleh para tokohnya. Sejumlah tokoh sangat ahli dalam MEMANAH. Sebut saja Arjuna, Karna, dan Srikandi.

Sedangkan JEMPARINGAN gaya MATARAMAN, asal mulanya diketahui berasal dari zaman MATARAM ISLAM. Hal ini dapat diketahui berdasarkan gambaran prajurit Nyutra yang bersenjatakan gendewa (busur) dan jemparing (anak-panah). 
-
-
NAH, karena jemparingan itu merupakan budaya tradisional, (bukan pabrikan / industri modern), semua orang bisa membuat gendewa & jemparing sendiri (yang belum--tahu apa itu gendewa & jemparing, tontong dulu video di bawah ini, yaa..)
-
Penjelasan bagian-bagian Gendhewa & Jemparing
-
Baik, Teman-teman.. sudah paham khan sekarang :D
-
Yang PENTING diperhatikan : walau bisa dibuat sendiri, SEBAIKNYA bagi pemula bisa meminjam / berlatih dulu di sasana / tempat-tempat latihan jemparingan atau membeli dari Mpu / ahli pembuat gendhewa.
-
# Berlatih di sasana :
Salah-satu sasana jemparingan di Yogyakarta yang menyediakan fasilitas gendhewa untuk pemula belajar jemparingan adalah Paseduluran Jemparingan LANGENASTRO. Tempatnya di sisi timur Alun-alun Selatan Karaton Yogyakarta
-
Kenapa meminjam / berlatih dahulu dg alat dari sasana? Jawaban Ayah Kris : "Ya karena masih pemula itoe tadi.. "
Xixixi... :D

-
'Gimana sich ??
-
Di sasana kami sering menjumpai :
  • ada yang datang belajar sekedar pengin untuk selfie / update postingan di Instagram, atau untuk tugas sekolah / kampus/ bahkan liputan berita di televisi.
    Jadi 'ga perlu perlu beli / membuat alat ratusan ribu, khan.
    -
  • Ikutan latihan jemparingan karena ikut-ikutan teman.
    Eits, jangan salah ya. Banyak lho adik-adik PAUD dan SD yang latihan di sasana kami awalnya ikutan teman les, teman sekelas, sodara sepupu, bahkan ... ikutan pacar atau PDKT ke gebetan  (Nah klo ini temen-temen mahasiswa yg banyak. he.3x)
    -
  • Kita belajar Jemparingan-nya syantai ya, Geiss :D
    Klo ini jawaban seriusnya : Latihan dg meminjam alat dulu di sasana, takutnya 'ntar bosen.
    -
# Membeli dari Mpu / Ahli membuat gendhewa :
Kami percaya di luaran sana banyak yang jago pertukangan / membuat kerajinan dari kayu dan bambu.
-
Kenapa sebaiknya membeli dari Mpu panah (bukan ke pengrajin) : 
  1. Jemparingan ini untuk dipakai latihan setiap hari / beberapi hari sekali setiap minggunya. Pertimbangkan baik-baik faktor SAFETY / keamanannya, apalagi kalau yang memakai putra-putri kita yang masih kecil.
    -
  2. Sewaktu awal belajar panahan dahulu, di PERPANI KOTA YOGYAKARTA, ada teman sesama ortu-atlet yang bilang ke Ayah Kris :
    -
    "Klo beli ..MAHAL, jadi mending saya buat sendiri di rumah. Ternyata, pas sudah jadi, saya pakai latihan sendiri - tiba-tiba sayap bambunya patah dan hampir mengenai bola-mata saya.. WADUH untung saja hanya kena di tengah-tengah dahi diantara 2 mata.. "
    -
  3. Sudah beberapa tahun ini  kami latihan jemparingan, mendampingi (banyak) anak-anak, remaja, dewasa, turis dari mancanegara, dll BELUM PERNAH menemui kejadian gendhewa (cengkolak kayu / lar sayap bambunya) buatan kami patah.
    -
    Yng sering terjadi adalah : Sayap bambu mekrok / terbelah dari tengah sampai pangkal pegangan / cengkolak (Bambu rusak, tapi TIDAK PATAH), karena SALAH-CARA PEMAKAIAN :
    - Dry fire : busur direntang lalu di jebretkan / release TANPA anak-panah
    - Busur terlalu pendek. Biasanya orang dewasa / remaja diam-diam memakai busur anak-anak tanpa sepengetahuan Pendamping.
    Karena rentang-tangan terlalu panjang, sayap bambu DIPAKSA terlalu melengkung. Tiba-tiba PRAKKK... sayap bambu mekrok, harus ganti sayap  :(
    - Aiming / membidik TERLALU LAMA.
    Busur tradisi BERBEDA dengan busur laminasi buatan pabrikan. kalau sayap laminasi bisa ditarik-tahan sampai 10 hitungan baru release... tidak demikian dg sayap dari bambu. Maksimal 3 atau 4 hitungan, CUL. Untuk yang sudah tingkat menengah / mahir jemparingan, bahkan jeda antara ngeCUL jemparing pertama dg yg kedua / selanjutnya juga dihitung. ini untuk memberi kesempatan si bambu 'bernapas' mengembalikan optimal pegasnya, sehingga diperoleh hasil bidikan yg tetap akurat.
    - SALAH memasang sendheng / tali busur (perhatikan video di atas).
    Diawal-awal saya belajar panahan, dalam beberapa bulan saja saya harus sering ganti bambu sayap, karena busurnya sudah jadi ANEH / tidak sama lengkung atas-bawah. Padahal kualitas bahan bambunya bagus. Ternyata hal ini disebabkan saya biasa memasang sendheng dg menekan ujung cengkolak, alhasil sayap cepat kung-sih (melengkung sesisih / sebelah).
    - busur gendhewa dipakai bergantian oleh banyakorang
WAHH... koq jadi panjang ya ceritanya. Hi 3x (jarang loh yang tahu / mau berbagi pengalaman 'pahit' seperti ini). 
-
Ambil positifnya saja ya, teman-teman. 
-
SATU lagi yang PENTING :
-
-
Di Awal saya belajar Jemparingan, waktu itu di Sriwedari Solo,
kakek kami : Kung Popop berbagi pelajaran PENTING yang
 pak Kris pegang sampai sekarang :
"Belajarlah jemparingan dg menggunakan alat yang bagus.
Klo banyak mencok / kena sasaran, si anak akan (lebih) senang berlatihnya."
-
Kakung Popop memang seorang Mpu pembuat gendhewa.
Apakah Beliau sedang mbujuk-i saya untuk beli busur ? Ngga juga. Sudah bertahun-tahun dan sampai tulisan ini saya buat, belum pernah saya beli gendhewa ke tempat Beliau (he.2x, maaf njeh Kung, belum punya dana utk beli di bengkel Kakung)
-
Beliau sudah cukup berumur, pernah ngendiko / bilang : Sayang klo pengalaman & ilmu tentang jemparingan : pengetahuan bahan, teknik duduk, teknik memanah, standarisasi ukuran, bahkan etika dll tidak diwariskan ke generasi penerus.

Selain teknik, alat jemparingan yang bagus juga berpengaruh.
Dok ibu Emiliana : https://web.facebook.com/photo.php?fbid=10211871157959058&set=t.100012950738285&type=3&theater
-
Mas Noel juga :)
dok mas Jack: https://web.facebook.com/photo.php?fbid=1646448525450074&set=t.100012950738285&type=3&theater

Mas Eben (4th)

Foto Candid by mas Tri - hantu maut Pujokusuman, saat Gladhen Jemparingan Janur-Kuning JJI, memperingati SO 1 Maret 2020 di Pengasih KulonPrgo
https://web.facebook.com/photo.php?fbid=885271278581222&set=pb.100012950738285.-2207520000..&type=3&theater

-
-
-

-
-
-
----------------------------
--> HOME <--
----------------------------



Belajar Panahan Jemparingan Mataraman Yogyakarta (AK)

Panduan belajar panahan JEMPARINGAN mataram Yogyakarta (  Bpk. Kris Jemparingan.com )  Panduan belajar panahan JEMPARINGAN mataram Yog...