Asal-mula Jemparingan Mataram Yogyakarta (AK)
Asal mula JEMPARINGAN MATARAM Yogyakarta
Persis seperti yang dilakukan bapak-bapak yg kami lihat dulu itu, di lapangan Minggiran.
Apakah Kerajaan Mataram punya prajurit-pemanah ?
Kerajaan Mataram Islam wilayahnya mencakup hampir sebagian besar pulau Jawa, Madura, dan Kalimantan.
Istilah "Mataraman" mengacu kepada 'pengaruh' budaya di luar kerajaan Mataram, di daerah barat maupun timur Jawa.
Menurut budayawan dan dosen Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, dalam penelitian mengenai Jawa Mataraman, wilayah kebudayaan Mataraman terbagi menjadi tiga, yaitu : Mataraman Kulon (meliputi Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Ponorogo), Mataraman Wétan (meliputi Blitar, Kediri, Nganjuk, Trenggalek, dan Tulungagung), dan Mataraman Pesisir (meliputi Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban).
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Mataraman
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Mataraman
Teknik memanahnya khas, yaitu busur dipegang secara horisontal, memanah tanpa diincar dengan dilihat mata.
Sampai sekarang teknik memanah ini masih banyak ditemukan juga busur-panahnya, maupun klub-klub panahan tradisional yang masih melestarikannya, di : Cirebon, Tulung Agung, Tasik, dll, tentunya dengan istilah masing-masing (nama lokal), seperti misalnya:
- jamparing di Tasik,
- rancatan di Cirebon,
- Paseran,
- pajher di Madura
- jegulan di Jatinom, Klaten
- undlup di Wonogiri,
- dll
semua memanah dalam posisi duduk, dan memegang busur secara horisontal / gagrag (gaya) Mataraman.
- jamparing di Tasik,
- rancatan di Cirebon,
- Paseran,
- pajher di Madura
- jegulan di Jatinom, Klaten
- undlup di Wonogiri,
- dll
semua memanah dalam posisi duduk, dan memegang busur secara horisontal / gagrag (gaya) Mataraman.
Panahan era Mataram islam s/d jemparingan targetan
Dari Mataram Islam, budayanya turun ke Kraton Jogja (palihan budaya / perjanjian Jatisari: Yogyakarta meneruskan budaya Mataram Islam, Sala membuat budaya baru).
Era Hamengku Buwono ke-II, Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat pecah 2, lahir Kadipaten Pakualaman.
Panahan yg menjadi salah satu mata pelajaran di karaton ikut dibawa keluar kraton.
Asal-mula Jemparingan
- Jemparingan saat ini banyak diminati orang, Cari tahu SEJARAHnya di Museum Sonobudoyo, Karaton Yogyakarta
Asal-mula Jemparingan
Keberadaan panah dan busur sudah dikenal oleh MASYARAKAT JAWA sejak zaman leluhur terdahulu, seperti tergambar dalam cerita – cerita pewayangan.PANAH dalam cerita pewayangan merupakan salah-satu SENJATA dan PUSAKA yang dimiliki oleh para tokohnya. Sejumlah tokoh sangat ahli dalam MEMANAH. Sebut saja Arjuna, Karna, dan Srikandi.
Sedangkan JEMPARINGAN gaya MATARAMAN, asal mulanya diketahui berasal dari zaman MATARAM ISLAM. Hal ini dapat diketahui berdasarkan gambaran prajurit Nyutra yang bersenjatakan gendewa (busur) dan jemparing (anak-panah).
Di lingkungan Kraton Yogyakarta sendiri tradisi Jemparingan masih sangat dilestarikan. Terdapat sejumlah latihan-rutin yang biasa dilangsungkan dalam rangka memperingati suatu peristiwa, misalnya Wiyosan Dalem HB X.
Jemparingan merupakan salah-satu aktivitas para BANGSAWAN dan KSATRIA di lingkungan Kraton dalam GLADI keperwiraan dan kridha keprajuritan.
Dalam perkembangannya, seni memanah ini kini menjadi olahraga yang telah memasyarakat, dan mulai banyak diminati oleh berbagai kalangan. Tidak hanya sekedar sebagai olahraga ataupun hiburan, aktivitas Jemparingan ini juga menjadi salah satu KEGIATAN PELESTARIAN BUDAYA.
Jemparingan merupakan salah-satu aktivitas para BANGSAWAN dan KSATRIA di lingkungan Kraton dalam GLADI keperwiraan dan kridha keprajuritan.
Dalam perkembangannya, seni memanah ini kini menjadi olahraga yang telah memasyarakat, dan mulai banyak diminati oleh berbagai kalangan. Tidak hanya sekedar sebagai olahraga ataupun hiburan, aktivitas Jemparingan ini juga menjadi salah satu KEGIATAN PELESTARIAN BUDAYA.